
gurupecintaliterasi.com – Siti Yulianti, sejauh ini sudah mengirimkan lima tulisan dalam Giat Literasi GPLM (Guru Pecinta Literasi Musi Rawas).
Kelima cerita itu sudah dimuat di website ini, yaitu: Cerita Bu Yuli Hari Ini, Menunggu Validasi, Cempedak, dan Sepasang Anak Kambing.
Beriku ini tulisan keenam bu Siti Yulianti yang ia ikutkan dalam tantangan bulan Februari 2024. Semoga terus berkarya agar tulisannya semakin bagus. Kali ini berjudul “Dodol Garut”.
Dodol Garut
Makanan khas dari Garut yang terbuat dari tepung ketan, gula dan santan ini dikemas dengan bungkus kertas warna-warni dengan berbagai varian rasa. Kalau di Jawa disebut jenang lot karena agak liat kalau dimakan, ada yang dibungkus plastik bening, ada yang tidak dibungkus ketika disajikan.
Makanan ini sering kita jumpai di perjalanan ketika pulang kampung/mudik ke Jawa naik bus SAN jurusan Bengkulu – Yogya/Solo. Biasanya bus akan berhenti di rumah makan di Purwakarta untuk beristirahat dan makan. Bus SAN akan selalu mampir di rumah makan ini baik rute ke Jawa maupun ke Bengkulu.
Ketika penumpang sudah masuk semua, bus siap berangkat, masuklah pedagang yang siap menjajakan dagangannya. Kadang menjual salak, kurma, dan yang tidak ketinggalan adalah dodol garut. Pedagang mulai menawarkan dagangannya.
‘’Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh … selamat siang Bapak/Ibu Penumpang bus SAN semuanya, semoga Bapak Ibu semua dalam keadaan sehat, mohon diperiksa dan dipastikan tidak ada barang-barang yang ketinggalan di rumah makan. HP, cas HP, atau barang lainnya, mumpung perjalanan belum jauh. Mohon maaf apabila keberadaan kami di sini mengganggu kenyamanan Bapak Ibu semua. Di sini kami akan memperkenalkan produk makanan khas Garut yaitu dodol garut untuk oleh-oleh keluarga, sanak saudara, kerabat, dan tetangga. Praktis, ya, Bapak Ibu, tinggal membagikan satu per satu. Dodol garut ini produksi Haji … bla … bla … bla … yang terbuat dari tepung ketan asli, gula, santan tanpa bahan pengawet, dengan berbagai varian rasa. Ada rasa coklat, strobery, durian dan lainnya.”
Sampai di sini, biasanya ada penumpang yang tertarik dan penasaran, langsung menanyakan harganya.
“Berapa, Pak, harganya?”
Mungkin dia baru pertama kali naik bus SAN, atau memang belum membawa oleh-oleh dari rumah atau untuk menambah oleh-oleh yang sudah dibawanya. Pedagang pun bertambah semangat untuk menawarkan dagangannya.
“Masalah harga mudah bapak ibu, dengan saya, mah. Ini Bapak Ibu boleh mencicipi terlebih dahulu agar tahu rasanya. Gratis, tapi tidak satu kotak-satu kotak, ya, Bapak Ibu!” kata sang pedagang sambil berkelakar.
Kemudian pedagang itu pun membuka 1 kotak dodol garut dan dipersilakan kepada para penumpang bus untuk mencicipi. Sang pedagang memulai dari barisan depan, tengah sampai ke belakang. Dirasa sudah cukup, mulailah ia menyampaikan harga.
“Bapak Ibu, ini kalau dijual di swalayan atau di toko oleh-oleh harganya 1 kotak bisa mencapai Rp. 25.000,00 – Rp. 30.000,00. Tapi, di sini tidak dijual per kotak, ya, Bapak Ibu, tapi per paket. 1 paketnya Rp. 100.000,00 isi 5 kotak, saya kasih bonus 1 kotak. Jadi isi 6 kotak.
Pedagang mulai memasuk- masukkan dodol garut ke kantong asoy (plastik kresek) dengan isi 6 kotak, kemudian mengantar kepada pembelinya.
Jika di dalam bus itu banyak penumpang yang baru pertama kali bepergian , maka dodol garut itu akan laris manis dalam waktu cepat. Tetapi sebaliknya, jika banyak penumpang yang sudah sering bepergian dan pengalaman, maka dagangan itu pun kurang diperhatikan.
Apabila masih banyak yang belum dibeli atau kurang laku, maka pedagang itu akan menawarkan kepada penumpang yang di depan dengan berbisik-bisik ditambah 1 kotak lagi atau kadang ditambah 2 lagi. Jika dirasa sudah tidak ada yang mau membeli, pedagang pun berpamitan dengan mengucapkan selamat jalan semoga selamat sampai tujuan kepada para penumpang. Kemudian ia memberitahu sopir untuk turun dan tidak lupa memberi 1 kotak dodol garutnya untuk kru bus sebagai ucapan terima kasih.
Musi Rawas, 06 Februari 2024
Ditulis oleh Siti Yulianti
#GPLM #FebruariBercerita #FebruariGambarBicara


Leave a comment