Ketika Hujan Menghadangku di Ladang

Ketika Hujan Menghadangku di Ladang

GURUPECINTALITERASI.COM – Karya bu Siti Yulianti ke-9 kali ini bertema hujan. Bulan Februari masih diwarnai hujan. Hujan mengguyur tidak peduili pagi, siang sore, bahkan malam hari.

Berikut tulisan bu Siti Yulianti yang diberi judul Terjebak Hujan.

Baca Juga: Menulis untuk Membunuh Sepi dan sebagai Pengingat

Bulan Februari 2024 diwarnai dengan libur akhir pekan yang panjang. Tanggal 8 hingga 10 ditambah libur hari Minggu. Apa kegiatan bapak ibu selama libur panjang selama 4 hari itu? Tentu bapak ibu mempunyai kesibukan dan kegiatan sesuai rencana masing- masing. Semoga kegiatan yang bapak ibu lakukan menyenangkan dan bermanfaat.

Hari ini tanggal 10 Februari 2024 bertepatan dengan Hari Besar Nasional  Tahun Baru Imlek 2575. Seperti biasanya setiap hari libur, saya ikut suami ke ladang untuk melihat tanaman padi dan memetik sayur-sayuran. Maka kurencanakan hari ini ikut  ke ladang, karena sudah 2 minggu tidak sempat ke ladang. Suami hanya akan mencari rumput saja sebentar.

Di tengah perjalanan, saya harus turun dari motor dan berjalan kaki. Jalanan rusak berat, susah dilewati, akibat hujan  yang mengguyur beberapa malam terakhir ini.

Sesampainya di ladang,  suami mulai  membuat perapian seperti biasanya. Kemudian keliling mengontrol tanaman padinya. Alhamdulillah, tanaman kami aman dari gangguan monyet. Sebagian sudah mulai berbuah. Saya pun bersiap-siap memetik sayuran yang ada seperti pucuk ubi, daun katu, terong, dan buah lumai/lencak. Baru saja akan memulai, cuaca pelan-pelah berubah menjadi gelap dan turunlah hujan. Kami pun berteduh di pondok.

Untuk menghangatkan tubuh, kami buat kopi gula aren dan makan kue bolu yang dibawa tadi. Biasanya, kami membawa bekal atau istilah masyarakat kami, bontot nasi apabila pulangnya sore hari.

Kopi gula aren dan mi instan selalu tersedia  di pondok untuk persiapan sehari-hari. Peralatan dapur seperti wajan, kuali, ceret pun sudah ada. Demikian peralatan makan dan minum. Jadi, tidak perlu repot apabila harus memasak. Sambil menunggu reda, kami mengupas cabe untuk dibuat bibit yang akan ditanam sesudah panen padi nanti.

Ketika hujan mulai reda, tinggal gerimis rintik-rintik, kami pun memutuskan untuk pulang. Takutnya nanti hujan bertambah lebat lagi. Tapi kami tenang, ada mantel plastik transparan di pondok yang dapat kami pakai untuk berlindung selama dalam perjalanan pulang.

Rencana pun tinggal rencana. Awalnya ingin mencari rumput dan sayuran, namun karena hujan kedua barang itu tidak kami dapatkan. Kita tidak bisa menduga, cuaca yang tadinya cerah terang benderang, tiba-tiba berubah mendung dan hujan.

10 Februari 2024
Penulis: Siti Yulianti
Penyunting: PakDSus

Terjebak hujan (Dok. Siti Yulianti)

#GPLM #FebruariGambarBicara

Leave a comment

Saya, PakDSus

Selamat datang di laman Guru Pecinta Literasi Musi Rawas, wadah komunikasi, kreativitas literasi para pendidik lintas jenjang dan mata pelajaran.

Mari terhubung dengan: