GURUPECINTALITERASI.COM – Menulis itu keterampilan, bukan bakat. Semakin dilakukan semakin terampil.
Bu Yuli (Siti Yulianti) sudah membuat tulisan di website ini sebanyak 9 dan tulisan ini adalah tulisan ke-10.
Bu Yuli menulis tentang Bekam. Yuk, kita simak!
Baca Juga: Ketika Hujan Menghadangku di Ladang
Bekam
Apa itu bekam ? Apakah Bapak/Ibu sudah sering mendengarnya ? Pernahkah Bapak/Ibu melakukannya? Apa manfaat bekam untuk kesehatan ? Mungkin ini beberapa pertanyaan tentang bekam.
Suasana lebaran diwarnai dengan kunjungan kepada orang tua, sanak saudara, tetangga, handai tolan sebagai ajang silaturahmi. Hari raya Idul Fitri yang dirayakan setiap tahun oleh umat muslim sebagai sarana untuk bermaaf-maafan.
Hari ke- tiga lebaran tahun lalu, kami kedatangan tamu, Bu Yuni. Beliau rekan satu sekolah. Bu Yuni berkunjung bersama suami dan Alifah putrinya. Suasana lebih santai, tidak seperti dua hari sebelumnya. Kami pun berbincang-bincang tentang banyak hal. Salah satunya, bercerita tentang penyakit vertigo yang diderita kakak ipar. Sakit kepala yang dirasa seperti gempa atau diayun-ayun. Mata tidak berani dibuka. Selalu berobat, jika vertigo kambuh. Pak Juma’in, suami bu Yuni menyarankan agar mencoba bekam.
Pak Juma’in menceritakan pengalamannya bahwa dia dulu sering sakit otot kencang di leher sampai bahu, selalu minta dikerok setiap hari. Kemudian mencoba bekam pada temannya seorang ustaz dan alhamdulillah sembuh. Dia pun menawarkan akan mengantarkan jika mau bekam.
Karena faktor usia yang sudah kepala 5, kondisi badan saya mudah terasa capek. Tangan sering kesemutan, lutut sakit ketika dilipat, kedua jempol tangan bengkak tidak tahu penyebabnya. Sudah beberapa kali diurut, masih belum ada perubahan. Itu yang saya rasakan. Pernah dicek darah, asam uratnya 6,9 dan kolesterol 217. Hasilnya memang di atas normal. Untuk kadar gula darah 130, masih aman. Saya pun tertarik ingin mencoba bekam, saya berasumsi bahwa asam urat dan kolesterol bisa dibersihkan lewat bekam.
Sore harinya, kami menelpon keponakan, anak dari kakak yang sakit itu. Saya tanyakan bagaimana keadaannya sekarang? Sudah membaikkah kondisinya? Saya pun mengajak bekam. Kalau mau, nanti saya antarkan. Ternyata, tidak mau.
Saya coba mengajak besan yang menderita tekanan darah tinggi dan sering mengeluh lututnya sakit saperti saya. Tidak mau juga dengan alasan takut. Ternyata tidak mudah, ya, mencari kawan untuk diajak bekam. Walaupun tidak ada kawan, saya tetap akan mencoba.
Kamis sore, kami menelpon Bu Yuni, minta tolong untuk mengantar saya berbekam. Kemudian dihubunginya ustazah, istri ustaz yang membekam Pak Juma’in, bisanya Jum’at siang. Alhamdulillah, mudah-mudahan cocok. Kami pun minta tolong sekalian diantar besok, kalau ada waktu senggang.
Jum’at siang, sesudah salat Zuhur, saya pun berangkat dan mampir ke Bu Yuni terlebih dahulu. Kami pun disambut dengan ramah. Beliau sudah tahu maksud kedatangan kami. Disuruhnya wudu dan dipersilahkan masuk. Ustazah mempersiapkan peralatannya, seperti: alat vacum dan pompa, jarum suntik dan pena, minyak zaitun dan juga tissu.
Proses bekam pun dimulai. Bismillah … Mula-mula, dioleskan minyak zaitun di punggung dekat centongan (belikat), kemudian diletakkan alat bekam (vacum) dan dipompa. Ketika dipompa kulit terasa tertarik. Bu ustazah menanyakan tingkat kekuatan tarikannya. jika dirasa kurang akan dipompa lagi. Setelah alat yang menempel, diolesi lagi centongan satunya dan ditunggu beberapa saat. Minyak zaitun berfungsi untuk mengurangi rasa sakit ketika dipompa. Pemompaan dengan alat vacum bertujuan mengumpulkan darah yang mengandung racun pada satu titik.
Setelah dirasa cukup berwarna merah, vacum dibuka dan ditusuk- tusuk pakai pena yang sudah diisi jarum. Seperti anak memainkan cetekan pena, “cetik…cetik…cetik…” membentuk sesuali warna merah tadi. Tusukan melingkar berlawanan arah jarum jam seperti racun nyamuk. Tingkat kedalaman tusukan juga disesuaikan dengan mengatur kemiringan pena. Untuk orang yang gemuk posisi pena lebih tegak dan lebih kuat menekan penanya. Kemudian divacum lagi, agar darah merembes melalui lubang- lubang bekas tusukan jarum.
Ketika darah sudah berhenti merembes, alat vacum dibuka. Darah yang keluar ditampung di alat vacumnya, kemudian dibersihkan dengan tissu. Kulit bekas bekam juga dilap dengan tisssu dan diolesi minyak zaitun lagi dengan tujuan lubang tusukan cepat menutup kembali. Banyaknya darah, warna darah, kekentalan darah setiap orang berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing. Tissu dikumpulkan di asoy/kresek. Begitu terus sampai beberapa tempat di punggung. Kemudian di tangan kiri dan kanan.
Tempat bekam disesuaikan keluhan , ada yang di kaki, kening ataupun kepala. Kalau gejala strok, biasanya kepala juga dibekam. Kalau di kening atau pelipis bisa untuk kecantikan, mengurangi jerawat. Bekas bekam tidak boleh langsung terkena air, paling tidak ditunggu setengah jam.
Alhamdulillah sejak dibekam badan mulai membaik. Kaki tidak terasa sakit lagi ketika dilipat, jempol tangan mulai bisa dilipat lebih enak. Mudah-mudahan pengalaman ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat pembaca semua.
Bekam merupakan salah satu metode atau cara mencegah dan mengobati penyakit yang disunahkan oleh Rosulullah SAW, selain puasa. Dengan dibekam, kotoran atau racun yang ada dalam aliran darah kita disedot dan dikeluarkan. Aliran darah pun akan lebih lancer dan Insyaallah akan sehat kembali. Tidak lupa jaga pola makan yang sehat dan olah raga ringan sesuai umur.
11 Februari 2024
Ditulis oleh: Siti Yulianti
Disunting oleh: PakDSus
#GPLM #FebruariGambarBicara



Leave a comment