GURUPECINTALITERASI.COM – Sahabat GPLM, tulisan Ibu Siti Yulianti berikut ini sarat nasihat.
Kehilangan seorang kawan, sahabat, tentu menyedihkan. Namun, selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kejadian, termasuk musibah.
Baca Juga: Jumat Sibuk yang Melegakan
Selamat Jalan, Kawan
Sore itu, Minggu 18 Februari 2024. Seselai salat Asar, kudengar dering ponsel. Kubuka dan kuangkat, ternyata dari anak kawanku. Dia memberi kabar duka bahwa ayahnya baru saja meninggal dunia. Dia meminta tolong agar kabar ini disampaikan kepada kawan-kawan ayahnya. Aku pun hanya bisa mengucap Innalilahi wa inna illaihi roji’un, turut berduka cita dan minta maaf tidak bisa menghadiri pemakaman ayahya.
Saya pun segera menghubungi kepala sekolah SDN Remayu, KKKS, dan Wakil Ketua PC PGRI Tuah Negeri. Tidak lama kemudian kabar berita duka tersebut tersebar di grup Korwil dan PC PGRI Tuah Negeri. Banyak ucapan turut berduka cita dari kawan-kawan, namun ucapan ini tidak bisa dibaca oleh keluarga almarhum karena tidak ada dalam grup tersebut.
Alhamdulillah ada perwakilan dari Tuah Negeri, bapak Ketua PC PGRI Tuah Negeri sudah bisa bersilaturahmi ke kediaman keluarga almarhum. Ada karangan bunga dari Keluarga PGRI Kabupaten Musi Rawas dan Korpri Dinas Pendidikan Musi Rawas.
Saya sebagai salah satu pengurus cabang PGRI Tuah Negeri, segera membuat edaran untuk mengumpulkan bantuan dana takziah ala kadarnya sebagai tanda empati kepada keluarga almarhum. Surat edaran dibagikan di grup Korwil dan PC PGRI untuk ditindaklanjuti. Jika sudah terkumpul, segera diserahkan kepada keluarga almarhum.
Ada rasa terkejut dan tidak percaya mendengar kabar duka ini karena tidak menyangka beliau berumur pendek. Memang pernah mendengar beliau sakit-sakitan akhir-akhir ini. Kematian bisa datang kepada siapa saja bila sudah waktunya. Tidak ada makhluk hidup yang bisa mengelak datangnya kematian. Kematian tidak memandang tua atau muda, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa, sakit atau sehat. Semua adalah kuasa dan rahasia Allah Subhana Wata’ala.
Mari kita jadikan kematian sebagai pengingat untuk selalu mempersiapkan diri mencari bekal dengan amal ibadah. Karena hanya amal ibadah kita yang bisa menemani kita di alam kubur. Bukan orang tua, bukan suami atau istri kita, bukan anak cucu kita, bukan sanak saudara, bukan jabatan kita, dan juga bukan kekayaan kita. Hanya 3 hal yang bisa kita bawa yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak sholeh. Semoga kelak kita dapat meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin ….
Kami seluruh rekan guru hanya bisa mengucapkan selamat jalan, Kawan. Semoga diampuni semua dosa, diterima amal ibadahnya, dan dilapangkan di alam kuburnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan, selalu diberi kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman dalam menerima musibah ini. Aamiin.
19 Februari 2024
Penulis: Siti Yulianti
Editor: PakDSus


Leave a comment