GURUPECINTALITERASI.COM – Setelah puisi, menyusul pantun sebagai karya pantun perdana komunitas GPLM.
Mengutip gramedia.com, pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terikat dengan aturan. Awal mulanya Pantun adalah sastra lisan, masyarakat tempo dulu terbiasa berbalas pantun. Mereka mengucapkan langsung secara lisan tanpa pikir panjang. Namun seiring waktu berjalan, sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji yang pertama kali berhasil membukukan sastra lisan ini. Antologi pantun yang pertama itu diberi berjudul “Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu”
Pantun berikut yang menulis adalah ibu Siti Yulianti. Isinya mengajak kita berliterasi. Awalnya dipaksa dan terpaksa, lama-lama menjadi terbiasa, katanya.
Ayo, teman-teman pecinta literasi, kirimkan tulisan Anda kepada Admin, nanti akan dimuat di weblog ini sebagai media komunikasi dan dokumentasi.
Selamat kepada Bu Siti Yulianti, sejauh ini menjadi anggota komunitas teraktif mengirimkan tulisan.
Baca Juga: Serunya Belajar Canva di SMAN Megang Sakti, Musi Rawas
Mari Belajar Pantun
Pagi-pagi sarapan nasi,
Sayur nangka sambal terasi,
Paksakan diri berliterisi,
Ikut menulis di bulan Februari.
Pak Maman membawa sabit,
Mencari rumput di pinggir kali,
Ada puisi tiga bait,
Ada pentigraf dan fiksi mini.
Buah durian buah naga,
Buah matoa dari Papua,
Mari kawan terus mencoba,
PakDSus siap mengeditnya.
Kokok ayam di pagi hari,
Sebentar lagi terbit fajar,
Isi grup dengan tulisan sendiri,
Jangan penuhi link-link webinar.
Air sabun banyak berbusa,
Untuk mencuci kaca jendela,
Mulanya dipaksa dan terpaksa,
Akhirnya bisa karena biasa.
Pak Ari menebar jala,
Ikan gabus di rawa-rawa,
Februari gambar bicara,
Atau Februari bercerita.
21 Februari 2024
Penulis: Siti Yulianti
Editor: PakDSus


Leave a comment