Tips Menulis dari Andri Pituin Cianjur

Sore ini, Senin (01/01/2024) mengawali hari pertama paruh kedua tahun 2024, saya mendapat kiriman tulisan dari sahabat penulis, Omjay alais Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.

Yang ia kirimkan di grup adalah tips menulis bagi yang mengalami Kuldesak.

Mengutip kfmap.asia, kuldesak berasal dari  Bahasa Perancis yaitu “Cul-de-Sac” yang berarti jalan buntu, walaupun secara harafiah kata tersebut berarti bagian bawah karung (bottom of the sack).

Sebagai seorang penulis, kadang kita mengalami kuldesak, kondisi ketika kita mengalami kebuntuan dalam menulis.

Berikut tips menulis dari Andri Pituin Cianjur, seorang penyair, esayis, aktot, deklamator, dan musisi.

Saya kutip sepenuhnya dari pesan WA Omjay di grup manulis.

  1. Membaca banyak karya terlepas baik atau buruk karyanya, lalu berusaha menelaahnya sendiri. Baik itu mengkaji bentuk dan isi secara stilistika, lalu (sebisa mungkin mempelajari makna dengan kajian semiotika) yaitu mencoba menerka-nerka maksud dari isi batin penulis semampu diri sendiri.
  2. Utamakan fokus menyelesaikan satu antologi puisi atau sebuah antologi Cerpen maupun Novel terlebih dahulu. Jangan lompat-lompat untuk membaca buku atau puisi lain. Baca salah satu antologi dari satu penulis misalnya dan pelajari gaya serta cara-cara ia menuliskannya. Di dalamnya terdapat alur serta ending yang unik, bahkan sebuah gagasan yang bisa kita tiru atau justru perlu dihindari.
  3. Cobalah sesekali berusaha mempraktekkannya, ending itu bisa berupa pertanyaan maupun pernyataan yang kompleks bisa merupakan ending terbuka maupun tertutup. Sementara memulai kata apa yang harus keluar menjadi puisi adalah apa yang ada di kepala masing-masing, baik itu dari pengalaman spiritual, sosial maupun yang lainnya.
  4. Jangan mematok atau memaksa harus berhenti di satu titik selama ada hal lainnya yang masih ingin dituliskan. Buang hal yang dianggap tidak perlu. Jika dirasa cukup, berarti puisi kita anggap selesai. Meski pada akhirnya suatu hari masih bisa korek-korek kembali untuk direvisi.
  5. Membaca secara berulang karya yang pernah kita tulis. Ingat-ingat kembali pengalaman atau momen apa yang pernah kita tulis itu. Buatlah puisi yang sama persis sebanyak 5 hingga 10 kali sampai kita bisa mengingat dan menghafal apa bunyi larik pertama hingga akhir. Tulis kembali tulisan anda itu tanpa mencontek apalagi copy paste.
  6. Perhatikan apa yang berubah darinya, perhatikan diksi dan gagasan apa yang keluar, perhatikan alurnya apakah masih tetap sama atau ada yang kurang, atau ada yang melebar?
  7. Berdiskusilah dengan teman, mengikuti salah satu grup menulis merupakan satu langkah lebih baik untuk menemukan atau menukar gagasan-gagasan. Dan jangan baperan.

Demikian, semoga bermanfaat.

Bandung, 1 Juli 2024
PakDSus

Leave a comment

Saya, PakDSus

Selamat datang di laman Guru Pecinta Literasi Musi Rawas, wadah komunikasi, kreativitas literasi para pendidik lintas jenjang dan mata pelajaran.

Mari terhubung dengan: