Cempedak

Cempedak (Dok. Siti Yulianti)

#GPLM #FebruariBercerita #FebruariGambarBicara

gurupecintaliterasi.com – Geliat literasi guru dan murid dalam komunitas GPLM (Guru Pecinta Literasi Musi Rawas) semakin terasa. Melalui tantangan #FebruariBercerita satu demi satu tulisan terkirim.

Gambar berbicara adalah salah satu teknik untuk menggali ide tulisan. Ide tulisan berasal dari gambar yang dipilih. Ceritakanlah apa, siapa, dan berbagai hal yang berkaitan dengan gambar.

Struktur tulisan tetap terdiri dari pembukaan, inti, dan penutup. Selamat menikmati.

Hmmm … harumnya, bau apa ini? Bau harum khas buah ini sangat menyengat.  Semua orang pasti tahu dan kenal dengan buah yang satu ini. Selain harum baunya yang khas, buah ini juga memiliki rasa manis dan biji yang banyak seperti buah nangka. Hanya,  bentuknya yang memanjang membedakannya dengan buah nangka pada umumnya.

Buah ini diidamkan oleh anakku yang sedang mengandung. Alhamdulillah, aku berhasil mendapatkannya dari seorang teman, mbak Yeni. Kemarin sepulang sekolah aku bermain ke tempat mbak Yeni. Kebetulan saat itu kakak mbak Yeni baru pulang dari kebun membawa karung berisi bulatan-bulatan yang aku tidak tahu apa. Karena penasaran  kutanyakan kepada mbak Yeni, “Kakaknya membawa apa, Mbak, kok bulat- bulat?”

Mbak Yeni  menjawab, “Cempedak, Bu. Ibu mau?”

Sambil tersenyum kujawab, “Mau.”

Dalam hati aku berkata, “Alhamdulillah, ini buah yang diinginkan anakku.”

Kemudian mbak Yeni meminta beberapaa buah kepada kakaknya untukku. Kakak mbak Yeni mengambil karung beras ukuran 10 kg dan diambilkannya 3 buah cempedak yang besar dan mulus. Tidak lupa aku mengucapkan banyak terima kasih.

Besok sorenya, suamiku mencium bau harum dari karung. Diambilnya cempedak yang sudah matang dan mengirisnya. Buah itu kufoto dan kukirimkan kepada anakku. Dia senang sekali. Tidak lama kemudian, ia datang ke rumah dan makan bersama suaminya. Kami merasa bahagia karena bisa memenuhi apa yang sedang diidamkannya. Karena kami takut kalau tidak kesampaian, nanti anaknya akan ngeces (kata orang tua jaman dulu). Entah mitos atau fakta, yang penting selagi bisa dicari,  kami usahakan.

Dulu, kami memiliki pohon cempedak yang tumbuh besar dan selalu berbuah setiap tahun. Tetapi sayang, buahnya tidak bisa dimakan karena busuk. Hanya sekali panen yang pertama yang utuh, tidak busuk, sehingga bisa dimakan. Akan tetapi, tahun-tahun berikutnya, pohon cempedak selalu berbuah dan … selalu membusuk. Kebetulan, lokasi tempat pohon cempedak tumbuh itu mau dijadikan lokasi kamar mandi, maka pohon cempedak yang buahnya selalu membusuk itu pun kami tebang.

05 Februari 2024
Ditulis oleh Siti Yulianti
Disunting oleh PakDSus

#GPLM# FebruariGambarBicara

One response to “Cempedak”

  1. Diana Avatar
    Diana

    Wah mendadak pengen cempedak liat cerita ini
    Dah kebayang manisnya buah cempedak
    Terus bijinya kalo direbus enak sekali

    Like

Leave a reply to Diana Cancel reply

Saya, PakDSus

Selamat datang di laman Guru Pecinta Literasi Musi Rawas, wadah komunikasi, kreativitas literasi para pendidik lintas jenjang dan mata pelajaran.

Mari terhubung dengan: